Senin, 28 September 2009

Analisis Kondisi Keuangan

Tujuan dari analisis keuangan adalah untuk mengetahui kondisi keuangan dan kinerja perusahaan. Analisis laporan keuangan yang digunakan adalah analisis rasio keuangan. Jenis rasio keuangan ini dikelompokkan menjadi empat jenis yaitu:
a. Rasio Likuiditas
Rasio Likuiditas adalah rasio untuk mengukur kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendek perusahaan tepat pada waktunya. Rasio likuiditas yang sering digunakan antara lain:
1. Current Ratio → rasio yang menunjukkan sejauh mana aktiva lancar dapat menutupi kewajiban lancar.
2. Quick ratio atau Acid Test Ratio → rasio yang menunjukkan kemampuan aktiva lancar yang paling likuid (dengan mengeluarkan pos persediaan dari aktiva lancar) atau disebut juga quick asset dalam memenuhi kewajiban membiayai hutang lancar.
3. Cash Ratio → salah satu rasio likuiditas yang mengukur kemampuan kas yang tersedia untuk melunasi kewajiban lancar.
Perusahaan akan dikatakan semakin baik jika current ratio, quick ratio maupun cash ratio nya semakin tinggi, karena hal tersebut menunjukkan semakin mampu perusahaan untuk memenuhi kewajiban jangka pendeknya (current liabilities).
Tabel Rasio Likuiditas
Liquidity 2004 2005 2006 2007 2008
Current Ratio 0,1046 0.0750 0.0421 0.0342 0.0374
Quick Ratio 0,0798 0.0626 0.0298 0,0163 0,0304
Cash Ratio 0,0017 0.0024 0,0134 0,0014 0,0015

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Current Ratio, Quick Ratio, dan Cash Ratio PT TEXMACO JAYA Tbk sejak tahun 2004 hingga Juni 2008 cenderung mengalami penurunan. Misalnya pada tahun 2004, setiap Rp1 kewajiban jangka pendek, perusahaan hanya memiliki aktiva lancar sebesar Rp 0.1046, aktiva lancar tanpa persediaan sebesar Rp 0.0798, dan kas sebesar Rp 0.0017 untuk melunasi kewajiban tersebut. Hal ini berarti bahwa sejak tahun 2004 hingga Juni 2008 perusahaan mengalami kesulitan untuk menutupi kewajiban jangka pendeknya.
b. Rasio Leverage
Rasio Leverage adalah rasio yang mengukur sejauh mana sebuah perusahaan dibiaya oleh utang. Rasio ini terdiri dari:
1. Debt Ratio → rasio ini mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh kreditur (hutang jangka panjang).
2. Equity Ratio → rasio ini mengukur proporsi total asset yang dibiayai oleh investor (modal).
3. Debt to equity Ratio → rasio yang mengukur struktur modal yang dimiliki oleh perusahaan. Semakin rendah angka rasio ini semakin baik.

Tabel Rasio Leverage
Leverage 2004 2005 2006 2007 2008
Debt Ratio 165,66% 188,36% 222,11% 246,22% 254.72%
Equity Ratio -236,53% -296,78% -359,85% -419,45% -435.80%
Debt to Equity Ratio -70,64% -63,46% -61,72% -58,70% -58,45%

Jika debt ratio perusahaan semakin tinggi, maka semakin besar financial leverage, dan semakin besar pula proporsi dana kreditur yang digunakan untuk menghasilkan laba. Semakin tinggi debt ratio, maka semakin beresiko bagi perusahaan (kemungkinan perusahaan tidak dapat membayar semua hutangnya). Hal ini yang sedang dialami oleh PT. TEXMACO JAYA Tbk. Karena debt ratio nya sejak tahun 2004 hingga Juni 2008 mengalami kenaikan yang signifikan, sehingga berakibat buruk untuk perusahaan. Misalnya pada tahun 2007, debt ratio perusahaan adalah sebesar 246.22%. Hal ini berarti 246.22% dana perusahaan berasal dari hutang.
Tabel diatas menunjukkan bahwa Debt to Equity Ratio perusahaan sejak tahun 2004 hingga Juni 2008 mengalami kenaikan walaupun minus. Semakin tinggi DER maka semakin buruk kinerja perusahaan tersebut, karena pada tahun 2007, DER perusahaan adalah -58.70%, artinya setiap pemegang saham memiliki kewajiban atau hutang sebesar 58.70% dari modal yang diinvestasikan.
Tabel diatas juga menunjukkan bahwa Equity Ratio perusahaan sejak tahun 2004 hingga Juni 2008 mengalami penurunan. Semakin rendah Equity Ratio perusahaan maka semakin buruk kinerja perusahaan tersebut, karena semua asset perusahaan berasal dari hutang bukan modal.

c. Rasio Efisiensi
Rasio Efisiensi adalah rasio yang mengukur kemampuan perusahaan untuk menggunakan semua asset yang dimilikinya se-efisien mungkin. Rasio ini terdiri dari:
1. Average Collection Period → menunjukkan lama waktu yang dibutuhkan untuk mengkonversi (mengubah) piutang menjadi kas (menagih piutang).
2. Account Receivables Turnover → rasio untuk mengukur proporsi piutang usaha dalam penjualan yang terjadi selama 1 periode tertentu.
3. Total Asset Turnover → rasio untuk mengukur efisiensi penggunaan aktiva secara keseluruhan.
4. Inventory Turnover → rasio untuk mengukur efisiensi pengunaan persediaan atau rasio untuk mengukur kemampuan dana yang tertanam dalam persediaan untuk berputar dalam satu periode tertentu.
5. Fixed Asset Turnover → rasio yang mengukur efisiensi penggunaan aktiva tetap selama satu periode tertentu.
Tabel Efisensi
Efficiency 2004 2005 2006 2007 2008
Average Collection Period 57,945 52,333 58,682 14,769 100.199
Account Receivables Turnover 6,299 6,975 6,219 24,714 3.643
Total Asset Turnover 0,2677 0,1308 0,1451 0,5544 0.2202
Inventory Turnover 12,01 10,5827 9,374 13,3103 12.2101
Fixed Asset Turnover 0,4625 0,2544 0,34186 1,5166 0.6728

Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Average Collection Period dari tahun 2004 hingga Juni 2008 mengalami peningkatan. Hal ini menunjukan bahwa dibutuhkan 58 hari (2006), 52 hari (2005), 58 hari (2006), dan 15 hari (2007) serta sampai Juni 2008 sebanyak 100hari untuk menagih piutang nya.
Berdasarkan tabel diatas, diketahui bahwa Account Receivables Turnover dari tahun 2004 hingga Juni 2008 mengalami fluktuatif, yaitu 6,299 (2004), 6,975 (2005), 6,219 (2006), 24.714 (2007) dan 3.643 (Juni 2008). Total Asset Turnover pada tahun 2004 - 2006 mengalami penurunan, kemudian meningkat pada tahun 2007. Semakin tinggi Total Asset Turnover nya, maka semakin efisien penggunaan asset perusahaan.
Berdasarkan tabel diatas menunjukkan bahwa Inventory Turnover perusahaan sejak tahun 2004 hingga 2006 mengalami penurunan, kemudian meningkat pada tahun 2007. Perputaran persediaan ini dipengaruhi oleh jumlah HPP yang cenderung menurun dari tahun 2004-2006 karena persediaan perusahaan menurun. Jadi, artinya perusahaan tidak memproduksi melainkan menjual persediaan yang ada di perusahaan. Barulah pada tahun 2007 perusahaan memproduksi kembali untuk memulihkan kondisi keuangan perusahaan (hal ini terlihat dari meningkatnya jumlah HPP dan inventory yang ada pada perusahaan). Akan tetapi sampai Juni 2008 perusahaan masih tetap belum pulih dari keadaan keuangan yang semakin memburuk.

d. Rasio Profitabilitas
Rasio profitabilitas adalah rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh keuntungan (laba). Rasio ini terdiri dari Operating Profit Margin, Net Profit Margin, Operating Income Return on Investement, Return on Equity (ROE), Return on Asset (ROA), Times Interest Earned Ratio, dan Earnings per Shares (EPS).
Tabel Profitability
Profitability 2004 2005 2006 2007 2008
Operating Profit Margin -176.63% -173.95% -128.8% -28.58% -8.99%
Net Profit Margin -215.53% -209.01% -50.83% -32.9% -8.43%
OIROI -47.28% -22.75% -18.7% -15.84% -1.98%
ROE -191.87% -79.81% -18.13% -40.21% -3.95%
ROA -47.28% -22.75% -18.7% -15.84% -1.98%
Times Interest Earned ratio 36,1367 16,6648 93,9363 55,7065 57.2069
Earnings per Share (EPS) (956,38) (399,08) (90,69) (201,08) (19.79)

Berdasarkan laporan keuangan, perusahan tersebut mengalami kerugian dari tahun 2004 sampai triwulan III tahun 2008, sehingga Operating Profit Margin, OIROI, ROA pada tahun 2004 dampai 2008 mengalami minus. Hal ini yang menggambarkan bahwa perusahaan sedang mengalami kerugian. Akan tetapi, nilai minus dalam tabel Profitability mengalami penurunan. Ini menunjukan bahwa perusahaan sedang mencoba untuk bangkit dengan mengurangi kerugian usaha.

Minggu, 30 Agustus 2009

Informasi Kurs Mata Uang Asing terhadap Rupiah


Foreign Exchange (FOREX) atau dalam pengertian Bahasa Indonesia boleh juga disebut sebagai Valuta Asing (VALAS) adalah suatu mata uang tertentu yang dimiliki oleh negara lain sebagai alat pembayaran yang sah. Valuta asing akan mempunyai suatu arti apabila valuta tersebut dapat ditukarkan dengan valuta lainnya tanpa pembatasan. Tempat bertemunya penawaran dan permintaan valuta asing disebut dengan Bursa Valuta Asing atau Foreign Exchange Market.

Arti Forex atau valuta asing menurut Wikipedia adalah :
suatu jenis perdagangan atau transaksi yang memperdagangkan mata uang suatu negara terhadap mata uang negara lainnya (pasangan mata uang / pair) yang melibatkan pasar-pasar uang utama di dunia selama 24 jam secara berkesinambungan.

Definisi sederhana dari forex adalah perubahan nilai dari satu mata uang ke mata uang lainnya.